Sunday, May 15, 2011

Daulah Abbasiyah: An-Nashir Lidinillah, Berpihak pada Syiah

Nama lengkapnya Ahmad An-Nashir Lidinillah. Ia adalah khalifah Bani Abbasiyah ke-34 (1180-1225 M). Dalam lembaran sejarah, ia juga sering dikenal dengan Abu Al-Abbas bin Al-Mustadhi Biamrillah. Khalifah yang lahir pada Senin, 10 Rajab 553 H ini, dilantik menggantikan ayahnya, Al-Mustadhi, pada 2 Dzulqa'dah 576 H.

Khalifah An-Nashir merupakan khalifah yang memerintah dalam kurun paling lama, yaitu hampir 46 tahun. Masa pemerintahannya diwarnai dengan kestabilan dan kemuliaan serta keagungan. Tak satu pun yang melakukan pemberontakan kecuali berhasil ditaklukkannya.

Masa pemerintahannya yang lama dan stabil itu tak lepas dari siasat dan kecerdikannya. Ia selalu menjalin persahabatan tanpa pandang bulu dengan raja-raja yang sebenarnya menjadi lawan politiknya. Tak satu pun masalah yang tak diketahui oleh khalifah.

Khalifah An-Nashir juga adala sosok pemberani dan cerdik. Ia mempunyai mata-mata di Irak dan wilayah-wilayah lain yang berada dalam kekuasaannya.

Namun demikian, ibarat pepatah, tak ada gading yang tak retak. An-Nashir dikenal juga cenderung melakukan tindakan kontroversial dan juga berpihak kepada Syiah Imamiyah. Padahal perbuatan ini tak dilakukan oleh para khalifah sebelumnya.

Ketika An-Nashir diangkat menjadi khalifah, ia mengirimkan utusan kepada Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi dan kembali mengangkatnya menjadi sultan. Pada 575 H, saat Sultan Shalahuddin memakai nama Al-Malik An-Nashir, dia mendapat teguran dari Khalifah An-Nashir karena nama tersebut telah dipakai oleh sang khalifah.

Pada 583 H, terjadi beberapa pembebasan wilayah. Sultan Shalahuddin berhasil menaklukkan sejumlah wilayah Syam yang sebelumnya berada di tangan orang-orang Eropa. Peristiwa terbesar adalah pembebasan Al-Quds yang sebelumnya dikuasai Eropa selama 91 tahun.

Pada 589 H, Sultan Shalahuddin meninggal dunia. Diutuslah seorang utusan ke Baghdad dengan membawa baju besi perang Shalahuddin dan kudanya serta uang satu dinar dan tiga puluh dirham.

Pada 606 H, orang-orang Eropa berhasil menguasai Konstantinopel. Mereka mengusir orang-orang Romawi dan menguasai wilayah itu hingga 660 H. Setelah itu mereka dikalahkan kembali oleh orang-orang Romawi. Akhirnya Konstantinopel mendapatkan cahaya dengan datangnya Islam.

Khalifah An-Nashir meninggal dunia pada 622 H. Menurut banyak riwayat, ia meninggal karena keracunan air yang diminumnya sehingga mengganggu saluran kantong kemihnya.

sumber : republika

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More